4 oktober 2020

 Dream 4 oktober

Tanggal 4 oktober 2020. Aku tidur jam 22.22, itu saat terakhir aku lihat jam di hp.

Aku sempat beberapa kali terbangun tapi aku gak ingat. Mimpiku aneh seperti biasa. Aku ketemu teman masa kecilku. Si U. Aku ingat ketemu di dekat lapangan olahraga di kota. Aku waktu itu pulang kerja dan entah kenapa berhenti di situ. Aku bertemu dengan temanku itu. dan ngobrol. Seingatku dia cerita kalau dia gak bisa nabung. Uang saku harian masih dikasih sama ortunya. Sehari 30k. Aku cukup heran kenapa dia masih di kasih uang saku. Padahal kan dia sudah kerja. Sepertinya sudah kerja, aku asumsikan seperti itu. terus aku cuma kasih saran aja. Gimana dia harusnya menghabiskan uang sakunya itu. seperti sehari cukup 15k aja jajan nya. Sisanya di tabung.

Waktu di tempat itu aku ketemu sama tentara muda. Yang sepertinya sering ketemu aku saat aku jogging pagi. Dia ingat aku dan tanya beberapa hal. Setelah itu scene berubah.

Aku di rumah teman kecilku itu. aku numpang mandi. Yang bener aja. Aku mandi dikamar tidur yang ada tempat mandinya. Ini aneh banget karena ini kamar tidur bukan kamar mandi. Pokoknyya gitu deh. Aku masih malu-malu mandi di situ. Aku mandinya dicicil. Dari tangan dulu, terus badan bagian atas, terus bagian bawah. Terus ada salah satu keluarga nya temen ku yang masuk kamar. Terus aku  berusaha sembunyi di kolong tempat tidur karena aku kondisi sedang mandi. Aneh bangeeeeet.

Kenapa aku bisa mimpi ketemu teman masa kecilku itu? iyaa sih dia jadi glow up. Dia jadi ganteng. Aku terobsesi sama cogan. Aku emang pingin ketemu dia. Dari lama sudah. Cuma sayang aja kita kondisi sudah punya pacar masing-masing. Aku masih bisa jaga diri. Untungnya. Tapi beneran deh. Setelah dipikir-pikir. Aku jadi kangen dia dan pengen ketemu dia. Tapi disisi lainnya aku gak mau ketemu dia. Gk pantes aja aku ketemu dia.

Aku merasa gak pantes ketemu teman-temanku. Aku pingin pergi dari kota ini. Ketemu orang-orang baru, mulai lagi dari awal. Tapi apa aku bisa? Palingan juga sama aja. Aku masih gak punya keberanian untuk pergi dari sini. Aku masih punya hutang yang harus aku lunasi dulu. Semoga Tuhan meridhoi pikiran dan tindakanku.

 

Komentar